judul skripsi :KEBIJAKAN KEAGAMAAN SULTAN AURANGZEB DI INDIA (1658-1707 M)

judul skripsi :KEBIJAKAN KEAGAMAAN SULTAN AURANGZEB DI INDIA (1658-1707 M)
format : microsoft word
Jumlah halaman : 107
password : klikskripsi.blogspot.com
kutipan : Kesimpulan

Dalam sejarah India, Aurangzeb adalah penguasa besar terakhir dari Dinasti Mughal yang sangat terkenal. Pribadinya yang saleh, sederhana, dan kebijakan keagamaannya yang mengikuti syari’ah garis keras menjadi perbincangan kalangan sejarawan.

Aurangzeb adalah penguasa Mughal pertama yang mengakhiri kebijakan konsiliasi Hindu diganti dengan kebijakan supremasi Islam, sehingga suasana keagamaan pada masa pemerintahannya menghapuskan kecenderungan sinkretisme dengan kebijakan muslim eksklusif. Beberapa kebijakan Aurangzeb ini menimbulkan kebencian umat Hindu.

Apa yang dilakukan Aurangzeb sangat berbeda dengan para pendahulunya. Umat Hindu yang sebelumnya menikmati kebebasan mengekspresikan agamanya mengalami “shock culture”. Mereka harus menbiasakan diri dengan kondisi baru yang serba terbatas. Akibatnya gelombang penentangan terhadap Aurangzeb muncul di seluruh penjuru negeri. Usaha Aurangzeb untuk mengambil kekuasaan langsung atas Rajashtan dan invasinya ke Deccan melahirkan penyatuan kekuatan para pembesar Hindi di Bijapur, Hyderabad, Maratha, dan beberapa pembesar lainnya menjadi sebuah elit imperium.

Dalam sejarah Islam di anak benua India, tidak ada satu penguasa pun yang wilayahnya begitu luas selain Aurangzeb. Ia membagi negerinya ke dalam banyak wilayah dengan tujuan untuk mempermudah administrasi dan pembangunan. Namun ketika hampir seluruh waktunya dihabiskan dalam pertempuran dan penaklukan, efektifitas administrasi mulai terganggu. Pemerintahan kemudian berkembang menjadi desentralisasi kekuasaan dan desentralisai sistem pengumpulan pajak. Hal ini berakibat pada munculnya sebuah kekuatan sosial baru. Sebagaimana terjadi pada imperium Utsmani, orang-orang yang diberi hadiah tanah , kepala kampung, dan para pemegang hak pajak menjadi tuan-tuan tanah. Retaknya sistem pemerintahan yang memusat dan mundurnya ibu kota mendorong kota-kota propinsial dan elite lokal menjadi kekuatan independen.

Kebijakan keagamaan Aurangzeb seringkali diadili sebagai faktor utama penyebab kemunduran Dinasti Mughal, namun apabila dilakukan kajian mendalam, asumsi ini tidak benar. Perlu diketahui bahwa umat Hindu telah mencapai posisi yang sangat kuat sejak pemerintahan Jahangir dan Shah Jahan. Jadi tidak benar jika Aurangzeb bertanggung jawab atas runtuhnya Dinasti Mughal.

Runtuhnya Dinasti Mughal disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: Mughal dipimpin oleh penguasa-penguasa lemah setelah Aurangzeb, tidak adanya hukum yang mengatur tentang suksesi, sehingga ketika seorang raja mangkat selalu terjadi perebutan kekuasaan yang berimplikasi pada terganggunya stabilitas negara; maraknya konflik rasial antara bangsa Iran, Turani, dan Hindustan untuk menjadi pemimpin tunggal di India; kekuatan militer yang lemah; kosongnya keuangan negara; teritori yang sangat luas sehingga tidak terkontrol pemerintahan pusat; invasi dari luar, yakni Nadir Shah Persia dan Ahmad Shah Durani Afganistan.

--> download skripsi

Leave a Reply

wartaberita.net.tc

freesoftware

    Category List

    About Me